Menurutpenelitian jenis ini mengandung protein sebesar 58% dan lemak sejumlah 13%. Diyakini kandungan cacing darah mampu mempercepat perkembangan ikan dan mempercantik warna pada tubuh ikan "khususnya ikan hias". Cara Beternak Cacing Sutra / Darah
This research aims to know the influence of the thickness of catfish culture waste on silk worm Tubifex sp. biomass. The research was conducted with culturing Tubifex sp. in different thickness media of the waste as treatments. The treatments consist of the waste 2, 4, 8 and 12 cm thickness of medium with 6 cm depth. The stock densities 150 g/m3 with average weight g. The parameter that analyzed is biomass and population of Tubifex sp.. Data analyzed by analysis of variance and posthoc test is Duncan’s Multiple Range Test. The result shows that diversification of medium thickness gives the real influence P on the silkworm population growth.... Benih cacing sutera sebanyak 150 g/m 3 kemudian ditebar ke media yang telah disiapkan. Pemeliharaan cacing sutera dilakukan setelah seminggu pemeliharaan dengan menambahkan media secukupnya dengan tujuan untuk memenuhi kndungan bahan organik untuk cacing sutera Suryadin et al., 2017. ...Ikan lele dumbo C. gariepinus merupakan salah satu ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Jenis ikan lele strain mutiara dan payton, sebagai hasil pemuliaan mulai dikembangkan produksi benihnya guna memenuhi konsumsi pasar. Peningkatan produksi benih ikan lele, baik strain mutiara maupun payton, dapat dilakukan dengan penggunaan jenis pakan alami berupa cacing sutera yang dikultur di media dari limbah pertanian sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi benih ikan lele dari strain mutiara dan payton dengan pemberian jenis pakan alami berupa cacing sutera yang dikultur menggunakan limbah pertanian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, rancangan acak lengkap RAL dengan 2 perlakuan 5 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan yaitu induk lele dumbo strain mutiara rerata bobot betina kg dan bobot jantan kg dan strain payton rerata bobot betina kg dan bobot jantan kg. Perlakuan yang digunakan yaitu perlakuan A strain mutiara dan perlakuan B strain payton. Variabel data yang diukur meliputi data produksi benih diantaranya jumlah telur butir, HR % dan jumlah larva ekor. Data lain yaitu TKP, FCR, RGR dan SR. Kualitas air pada media pemeliharaan tergolong dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan produksi telur strain mutiara 94510± butir dan strain payton 93010± butir. Nilai HR strain mutiara dan strain payton Jumlah larva yang dihasilakn induk strain mutiara ekor dan strain payton ekor. Hasil TKP strain mutiara sebesar gr/ind dan payton Nilai FCR benih lele mutiara sebesar dan lele payton Nilai RGR benih lele mutira sebesar dan strain lele payton sebesar dan nilai SR benih lele mutiara dan benih lele payton sebesar worms are aquatic invertebrates, belonging to the class Oligochaeta and family Tubificidae, used as an important live food for fishes. The study was conducted to culture Tubificid worms under running water in order to develop a suitable culture media and an optimum duration of media inoculation for culturing Tubificid worms. The worms were cultured under two experiments in cemented culvert system 160×25×10 cm 3 for 90 days. In the first experiment the worms were cultured in three different media designated as treatment-I, treatment-II and treatment-III. The highest yield mg cm-2 was found at 70 th day of culture duration in the culture media containing a mixture of 35% mustard oil cake, 20% wheat bran, 25% cow-dung and 20% fine sand treatment-III. Only kg media ingredients valued BDT were needed to yield 1 kg worms. In the second experiment, the worms were cultured at three different intervals of media inoculation 6, 10 and 15 days interval designated as treatment-I, treatment-II and treatment-III respectively using the media found best in the first experiment. Inoculation of media at 10 days interval showed significantly P< higher production mg cm-2.Tiorinse Sinaga10E00167 Danau Toba merupakan danau terbesar di Asia Tenggara, berada di sebelah utara Pegunungan Bukit Barisan. Danau Toba terletak pada ketinggian 995 m di atas permukaan laut, dengan luas 1129,7 km2, panjang 87 km, dan kedalaman 455 m. Air dari danau ini dipergunakan untuk pertanian, air minum, pekan dan sebagai dermaga. Berkembangnya aktivitas masyarakat di sekitar danau dapat berpengaruh terhadap kualitas airnya, karena limbah yang dihasilkan dari kegiatan penduduk tersebut dibuang langsung ke danau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos sebagai indikator kualitas perairan Danau Toba Balige serta menentukan kualitas perairan Danau Toba berdasarkan sifat fisika-kimia biologi yang dimilikinya. Penelitian ini, telah dilakukan mulai bulan Desember 2008 . Februari 2009 sampel diambil dari 4 stasiun penelitian. Titik pengambilan sampel ditentukan dengan metode Purposive Random Sampling. Sampel diambil dengan menggunakan Surber net dan Eckmann Grab kemudian diidentifikasi di Laboratorium PSDAL Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. Dari hasil penelitian didapatkan makrozoobentos yang terdiri dari 5 kelas, 10 ordo, 17 famili dan 21 genus. Nilai kepadatan tertinggi didapatkan dari taksa Elimia sp sebesar 77,77 individu/m2 yang ditemukan pada stasiun II dan terendah dari taksa Haitia sp sebesar 1,23 individu/m2 yang ditemukan pada stasiun IV. Nilai Indeks Keanekaragaman H. makrozoobentos tertinggi didapati pada stasiun IV sebesar 2,08 dan terendah pada stasiun I sebesar 1,71. Dari hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa pH, DO, Kejenuhan Oksigen dan COD berkorelasi positif dengan keanekaragaman makrozoobentos sedangkan Substrat, Fosfat, Nitrat, BOD5 dan Suhu berkorelasi negatif. Lake Toba is the largest lake in Southeast Asia, lies in the Northern part of Barisan Mountain Range. The water surface of Lake Toba is 995 m above sea level and about 1129,7 Km2 wide, length 87 Km, and 455 m deep. The water of this lake is used not only for agriculture, drinking water, traditional market but also for quay wall. The people activities along this lake could influence its water quality, because the waste produced by those people activities is thrown to this river directly. The changes of those water qualities in the lake induce the change of macrozoobenthos community. For that reason, it is necessary to observe the Danau Toba water quality based on macrozoobenthos indicator. The aims of the research were to know the diversity of macrozoobenthic as bioindicator in Danau Toba and to determine the Danau Toba quality level in relation to physical-chemical and biologis of the lake. The research was carried out from December 2008 until February 2009 in Danau Toba Balige Toba Samosir. Sampel were collected from four stations by Purposive Random Sampling method. Surber net and Eckmann Grabb were used to taken the sampel. Samples were identified in Laboratory PSDAL, Department of Biology, Faculty of Mathematic and Natural Sciences of North Sumatera University. The result showed that there five classes within ten ordo, 17 family and 21 genera of Macrozoobenthic were found. Elimia sp has the highest density index with 77,77 individu/m2 founded in second station, and Haitia sp in fourth station has the lowest density index with 1,23 individu/m2. The Highest Index Diversity H. was founded at the 4th station with 2,08 and the lowest value was founded at the 1st station with 1,71. According to the analysis of Pearson Correlation, pH, DO, Oxygen Saturation and COD has the positive correlated to the diversity of Macrozoobenthic, while Organic Substrat, Fosfat, Nitrat, BOD5 and Temperature has the negative correlated to the Diversity of Macrozoobenthic. Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, Prof. Dr. Dwi Suryanto, biomassa cacing sutera Tubifex sp. pada media kombinasi pupuk kotoran ayam dan ampas tahu. Departemen Perikanan Fakultas PertanianM A AdlanAdlan, 2014. Pertumbuhan biomassa cacing sutera Tubifex sp. pada media kombinasi pupuk kotoran ayam dan ampas tahu. Departemen Perikanan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Pakan Untuk Ikan HiasY BachtiarBachtiar, Y. 2008. Menghasilkan Pakan Untuk Ikan Hias. Agromedia Pustaka. campuran limbah padat Sludge pabrik kertas dan kompos sebagai media budidaya cacing sutera Tubifex sp.B BintaryantoTaufikurohmahBintaryanto, & Taufikurohmah. 2013. Pemanfaatan campuran limbah padat Sludge pabrik kertas dan kompos sebagai media budidaya cacing sutera Tubifex sp.. UNESA J. of Chemistry Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan AirH EfendiEfendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Air. Kanisius. Cacing Sutera Cara Modern. Penebar SwadayaM EffendiEffendi, M. 2013. Beternak Cacing Sutera Cara Modern. Penebar Swadaya. Perikanan. Yayasan Pustaka NusatamaM I EffendieEffendie, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. pemupukan harian dengan kotoran ayam terhadap pertumbuhan populasi dan biomassa cacing sutera Limnodrilus. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian BogorD FebriantiFebrianti, D. 2004. Pengaruh pemupukan harian dengan kotoran ayam terhadap pertumbuhan populasi dan biomassa cacing sutera Limnodrilus. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. .